Rabu, 21 Januari 2009

Umat Jangan Terkecoh Obama






Presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama telah dilantik menjadi presiden ke-44. Acara yang berlangsung sangat meriah yang akan dihadiri sekitar 3 juta orang dari segala penjuru dunia. Acara gegap gempita itu pun disiarkan langsung oleh berbagai stasiun televisi termasuk beberapa televisi di Indonesia.

Terkait dengan orang kulit hitam pertama yang menjadi orang nomor satu di Amerika tersebut, yang akan menjadi sorotan ratusan juta mata penduduk dunia ini maka wartawan mediaumat.com Joko Prasetyo melakukan wawancara eksklusif dengan Jubir Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto. Tujuan dari wawancara ini hanya satu yakni agar umat Islam tetap waspada dan tidak terhanyut dengan euforia tersebut. Berikut petikan wawancaranya:

Komentar Anda terkait pelantikan Obama yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi?

Pelantikan tersebut mendapatkan perhatian yang sangat besar. Bukan hanya dari publik Amerika tetapi juga publik dunia. Diperkirakan akan dihadiri oleh tiga sampai lima juta warga. Ini berarti akan menjadi inagurasi terbesar sedunia. Karena pada pelantikan prediden sebelumnya paling banyak hanya dihadiri sekitar 1,5 juta orang saja.

Apakah Anda melihat dibalik gegap gempitanya seremonial itu untuk menggiring dunia agar tetap menjadikan Amerika sebagai ‘panutan’ dengan melupakan krisis global yang diakibatkan buruknya sistem kapitalisme Amerika?

Saya melihat ini memang suatu kegembiraan dengan terpilihnya orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden Amerika. Tapi nanti pun publik pun akan menyadari relaitasnya setelah beberapa pekan ke depan. Terkait dengan janji-janji Obama dengan perubahan yang lebih baik dengan semboyan Yes We Can terutama menghadapi krisis finansial yang sangat berat dalam sejarah Amerika yang mengakibatkan krisis global ini.

Obama diam dan mengatakan setelah dilantik baru akan mengambil kebijakan terkait dengan agresi Israel ke Palestina. Akankah Obama membawa perubahan kepada hal yang lebih baik dengan semboyannya The Change We Need dan Yes We Can?

Itu saja sudah menunjukkan siapa Obama sesungguhnya. Dia itu tidak memberikan komentar apa-apa, ketika ditanya mengapa diam saja, Dia bilang, saya belum dilantik. Meskipun belum dilantik, tetapi mengapa kepada kasus teror bom Mumbai ia cepat sekali memberi komentar. Ini menunjukan bahwa Obama tidak bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalah Timur Tengah. Jadi posisinya sama saja dengan presiden terdahulu.

Bahkan dia akan lebih kokoh lagi mendukung Israel, seperti yang telah ditegaskannya di Forum AIPAC ketika dia kampanye dulu. Dia mengatakan bahwa dia akan mengerahkan segala kekuatan yang dia punya untuk menjaga Israel.

Jadi bila dikatakan bahwa Obama akan membawa perubahan ya, perubahan untuk kepentingan dalam negerinya. Jadi bukan perubahan dalam konteks politik luar negerinya terhadap dunia Islam.

Meskipun demikian banyak kaum Muslim yang mengagumi Obama termasuk para cendikiawan di Indonesia. Mengapa bisa begitu?

Mereka hanya mengagumi dari sisi kemampuan seorang kulit hitam menjadi presiden Amerika. Ditambah lagi ia pernah punya sejarah hidup di Indonesia. Ya, kebanyakan orang memang fokus pada sisi-sisi itu.

Bagaimana sikap kaum Muslim seharasnya melihat fenomena Obamaforia ini?

Saya fikir umat Islam tidak boleh terkecoh ya. Umat Islam seharusnya melihat apa peranan ideologi politik Amerika dan bagaimana pandangan politik Obama sebagai presiden Amerika. Jadi seharusnya fokusnya di situ. Sebagai presiden Amerika tentu saja dia tidak akan keluar dari khittah dari politik luar negeri Amerika yang akan tetap menjaga dominasi atas berbagai wilayah di dunia ini untuk kepentingan politik dan ekonomi Amerika. Jadi Obama tidak akan berbeda dengan presiden sebelumnya.

Jadi Obama pun akan menindas kaum Muslim?

Mungkin kata-kata yang lebih pasnya, Obama akan tetap menjaga dominasi atau politik penjajahan dunia di belahan dunia manapun khususnya terhadap dunia Islam. Dia bisa lakukan dari cara yang halus sampai cara yang kasar sekalipun. Hal itu terlihat dari keputusan dia untuk menarik pasukan Amerika dari Irak tapi kemudian menempatkannya di Afghanistan. Itu menunjukkan bahwa tidak ada perubahan apa-apa. Meski untuk kasus Irak memang ia berbeda dengan Bush tapi secara keseluruhan ya sama saja. [] (hizbut-tahrir.or.id)

Artikel lainya:
-Membangun kekuatan finansial
-DOMAIN DAN HOSTING GRATIS

1 komentar:

  1. umm..setujuu. Apalagi untuk kedua kalinya, Obama sudah jelas mempertegas, bahwa Amerika selalu "mendukung dan melindungi" Israel.

    BalasHapus